Email spoofing merupakan salah satu kejahatan cyber yang dilakukan dengan menipu atau menyebar berita bohong dengan menyamarkan nama pengirim email menjadi email tertentu. Karena itu sebuah metode untuk melakukan deteksi diperlukan untuk melihat apakah sebuah email terindikasikan sebagai spoof atau tidak. Pada penelitian ini dilakukan sebuah percobaan membuat sebuah sistem untuk mengetahui email yang spoof dan tidak. Metode yang digunakan pada forensik email ini adalah menganalisa header email (header analysis) dan mengimplementasikan algoritma deteksi email spoofing yang telah didapatkan dari penelitian terdahulu. Teknik ini bekerja dengan memeriksa beberapa nilai yang terdapat pada header email yang ditetapkan sebagai parameter deteksi email spoofing. Metode header analysis pada penelitian ini mengimplementasikan dua metode header analysis. Metode pertama menganalisa field ’From’, ’MessageID’, ’Date’, dan ’Received’. Jika value yang terdapat pada header tersebut identik, maka email tersebut dikategorikan sebagai email legitimate, jika tidak maka email tersebut dikategorikan sebagai email spoofing. Metode kedua menganalisa nilai pada standar autentikasi kebijakan email yaitu SPF, DKIM, DMARC, DKIM-signature, dan SPF-Value. Pada penelitian ini ada perubahan algoritma pada metode kedua, karena algoritma yang digunakan pada penelitian terdahulu terdapat kekurangan yang membuat akurasi deteksi email spooingnya menurun. Hasil dari penelitian ini adalah metode pertama dapat diterapkan pada email yang berasal dari seseorang atau individu, namun metode ini tidak dapat mendeteksi email legitimate yang pengiriman emailnya dijadwalkan dan email legitimate yang berasal dari sebuah organisasi atau perusahaan. Kemudian metode kedua dapat digunakan untuk mendeteksi email spoofing pada semua jenis email. Hasil selanjutnya adalah mengetahui keefektifan kedua metode setelah diadaptasi dari penelitian sebelumnya dengan membandingkan akurasi algoritmanya dalam mendetkasi email spoofing. Ditemukan bahwa metode pertama memiliki akurasi 60% dan metode kedua memiliki akurasi 100% dalam mendeteksi email spoofing.