Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak selalu meningkat tiap tahunnya di Indonesia. Hal ini terjadi karena budaya patriarki yang masih kental di Indonesia. Peningkatan kasus tersebut memicu terbentuknya sebuah lembaga seperti pusat krisis perempuan yang menangani kasus kekerasan terhadap perempuan. Namun tidak semua lembaga tersebut dapat memenuhi seluruh kebutuhan korban kekerasan. Hal ini disebabkan lembaga-lembaga tersebut tidak memiliki fasilitas yang lengkap. Selain itu juga fasilitas-fasilitas yang sudah ada tidak menerapkan elemen interior yang dapat mempengaruhi kondisi penggunanya. Padahal penggunaan elemen interior yang tepat dapat membantu memulihkan kondisi korban serta memberikan pengaruh positif kepada penggunanya secara tidak langsung.
Perancangan interior ini berfokus pada ruang publik khususnya fasilitas rehabilitasi psikis dan rumah aman bagi korban kekerasan untuk memulihkan kondisi serta memenuhi berbagai kebutuhannya. Perancangan ini juga berfokus pada penambahan fasilitas kesehatan berupa ruang kesehatan di dalam sebuah lembaga. Tujuan perancangan ini adalah membuat tempat penyelesaian kasus, tempat pemulihan dan tempat perlindungan sementara dengan menerapkan pendekatan healing environment dan tema biophilic design agar menciptakan suasana aman, nyaman dan terlindungi bagi korban kekerasan.
Kata kunci : perempuan, kekerasan, pemulihan, perlindungan, fasilitas rehabilitasi psikis, fasilitas kesehatan, rumah aman, pendekatan healing environment