Polusi udara merupakan salah satu masalah besar di perkotaan. Dampaknya dapat dirasakan pada kesehatan manusia dan tanaman. Diperlukan sistem pemantau kualitas udara di suatu wilayah sebagai indikator keamanan udara pada daerah tersebut. Salah satu alat yang dapat digunakan adalah mikro sensor. Dari hasil pengukuran lapangan sebelumnya (2018-2019), terdapat masalah yang menimbulkan kesalahan (fault) dalam pengukuran kualitas udara, yaitu (1) nilai pengukuran overestimate dan outlier, (2) terdepositnya partikel di ruang pengukuran, (3) fluktuasi tegangan listrik pada sistem pengukuran. Fault tersebut yaitu adalah overestimate, out-of-range, outlier, freezing, drifting dan connection fault. Akibatnya, data pengukuran harus divalidasi secara manual dan membutuhkan waktu yang lama. Pada penelitian ini, beberapa fault pada sensor PM2.5 dan CO2 stasiun pemantauan Gedung Tokong Nanas (GKU) dan Gedung Deli (Deli), Universitas Telkom, Bandung, sudah diidentifikasi, beserta solusi software dan hardware untuk menyelesaikan permasalahan fault sensor. Solusi hardware dilakukan dengan maintenance. Solusi software dilakukan dengan sistem validasi data kualitas udara PM2.5 dan CO2 menggunakan Python. Dataset tahun 2019 dan 2020 divalidasi sesuai dengan fault masing-masing. Sistem validasi memfilter data fault out-of-range, outlier, dan mengoreksi konsentrasi PM2.5 overestimate akibat RH. Dataset stasiun GKU rata-rata data PM2.5 dan CO2 pada tahun 2019 yang valid adalah 89.86% dan 86.71%, sedangkan pada tahun 2020, PM2.5 dan CO2 yang valid adalah 83.96% dan 86.82%. Sistem validasi digunakan untuk mempermudah analisis pemantauan kualitas udara penelitian selanjutnya.
Kata kunci: mikro sensor, validasi data, PM2.5, CO2, fault, outlier.