Indonesia adalah negara maritim terbesar kedua di dunia (FAO, 2018). Berdasarkan data yang ada dalam situs CEIC, produksi aktual perikanan tangkap sebesar 6,04 juta Ton dari potensi 12,5 juta Ton, kondisi ini berbanding terbalik dengan kondisi masyarakat pesisir. Sebuah penelitian berjudul “Sea around us”, yang diterbitkan dalam Jurnal Science, melaporkan bahwa laju tangkapan per kapal ikan menurun secara drastis sejak tahun 1950, (Tickler et al 2018 dalam Anna 2019).
Aruna Indonesia merupakan salah satu perusahaan startup teknologi di bidang perikanan yang peduli akan isu kemaritiman telah berdiri sejak 2016. Tujuan penelitian ini untuk memetakan operasional bisnis industri startup dengan studi pada “Aruna Indonesia? dengan pendekatan Business Model Canvas. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis sembilan blok Business Model Canvas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Aruna Indonesia dapat menggambarkan penerapan bisnis model kanvas, yaitu dari (a) Aspek Customer Segment menjadikan nelayan sebagai customer utama yang dapat membantu memenuhi permintaan pembeli. (b) Aspek Value Proposition yaitu konsumen menerima hasil tangkapan langsung dari nelayan yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan untuk menjaga kualitas.(c) Aspek Channel, menggunakan digital platform social media dan media lokal ataupun internasional. (d) Aspek Customer Relationship, menjaga hubungan sosial dengan melaksanakan kegiatan rutin bersama komunitas nelayan. (e) Aspek Revenue Stream, dari margin penjualan hasil laut. (f) Aspek Key Resources berupa fisik, finansial, intelektual, dan sumber daya manusia.(g) Aspek Cost Structure, pada biaya operasional. (h) Aspek Key Activities, menyediakan produk dengan kualitas yang dibutuhkan pelanggan. (i) Aspek Key Partnership yaitu kelompok nelayan, pemerintah, lembaga keuangan, channel, serta perusahaan logistik.
Kata Kunci : Bisnis Model, Business Model Canvas, Startup, Industri Kreatif.