Body shaming merupakan suatu tindakan mengomentari, mengkritik, mempermalukan hingga menghina bentuk tubuh dan ukuran tubuh seperti memiliki badan gemuk, badan terlalu kurus, tinggi badan hingga warna kulit. Seiring berkembangnya teknologi seringkali para pembuat film (sutradara) mengangkat topik body shaming dalam film yang dibuatnya. Salah satunya ialah film Imperfect yang disutradarai oleh Ernest Prakasa. Film ini mengusung topik body shaming yang sering terjadi di lingkungan sosial. Dalam film ini beberapa tokoh tampak melakukan tindakan body shaming. Tujuan dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui makna yang terkait body shaming serta mengetahui makna denotasi, konotasi dan mitos dalam film Imperfect . Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika Roland Barthes. Untuk mendapatkan hasil penelitian dilakukan analisis terhadap film Imperfect kemudian peneliti memilih beberapa adegan yang terkait body shaming sebagai objek dalam penelitian. Adapun hasil dari penelitian ini ialah makna denotasi dalam film ini dilihat dari tindakan dan dialog. Makna konotasi dalam film imperfect terdapat makna tersembunyi dalam beberapa dialog yang dituturkan para tokoh seperti “ibu hamil” dan “paus terdampar”. Kemudian dalam film ini muncul makna mitos yaitu seorang perempuan harus cantik, langsing dan berkulit putih agar disenangi dan diperlakukan oleh orang lain. Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa film Imperfect menunjukkan tindakan body shaming yang dilakukan secara verbal melalui dialog dan nonverbal melalui tindakan.
Kata kunci: Body shaming, Film, Semiotika, Roland Barthes.