Kekerasan seksual dikalangan remaja perempuan menjadi persoalan besar diseluruh dunia. Kabupaten Sukabumi memiliki data peningkatan kasus kekerasan seksual yang tinggi. Dengan banyak nya kasus kekerasan seksual di Sukabumi, Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak mengkategorikan Sukabumi sebagai zona merah darurat kekerasan seksual. Maka dari itu, dibutuhkan peran komunikasi orang tua sebagai pembimbing pertama dalam kehidupan remaja untuk mencegah tindak kekerasan seksual. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran komunikasi orang tua dan remaja dalam pencegahan kekerasan seksual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengambilan data menggunakan proses wawancara dan observasi. Sedangkan teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan yang dibantu dengan analisis tematik menggunakan software ATLAS.t versi 8. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peran komunikasi orang tua yang ditinjau dari aspek orientasi percakapan dalam bentuk penyampaian pesan edukasi seks, bentuk kepedulian dan peran serta yang orang tua berikan. Serta adanya peran orientasi konformitas dalam bentuk penerapan nilai, aturan yang diterapkan dan penyelesaian konflik yang dilakukan. Selain itu, muncul temuan baru hubungan sebab-akibat dari orientasi percakapan dan konformitas yaitu adanya reaksi emosional remaja ditandai dengan adanya sikap remaja ditandai dengan rasa canggung dan malu. Implikasi penelitian dibahas.
Kata kunci: Komunikasi keluarga, Orang tua, Orientasi Percakapan, Orientasi konformitas, kekerasan seksual