Tsunami melanda pantai Anyer 2018 yang menyebabkan air laut yang naik dan menerjang
bangunan disekitar pantai. Tercatat korban meninggal dunia akibat tsunami Selat Sunda sebanyak
437 orang yang meliputi 5 kabupaten yaitu Kabupaten Serang, Pandeglang, Lampung Selatan,
Pesawaran, dan Tanggamus. Selain menjadi tugas pemerintah, LSM juga harus ikut turut
membantu. Salah satu LSM yang merespon bencana tsunami Anyer adalah Yayasan Al-Khair.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa peran yayasan Al-Khair dalam komunikasi
kebencanaan pasca tsunami 2018 di Anyer Banten.
Penelitian ini menggunakan acuan dari teori komunikasi kebencanaan yaitu empat
landasan utama dalam membangun komunikasi bencana yang efektif, yaitu customer focus,
leadership commitment, situational awareness, dan media partnership. Selain itu penelitian ini
juga menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui
studi literatur dan wawancara mendalam dengan informan. Pemilihan informan dilakukan melalui
purposive sampling, yaitu korban bencana tsunami, pihak Al-Khair, dan pihak BPBD DKI Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yayasan Al-Khair sudah memenuhi empat landasan
utama komunikasi kebencanaan. Pertama dalam customer focus, korban bencana menjadi prioritas
Al-Khair. Kedua leadership commitment ditunjukkan melalui country director Al-Khair yang turut
berperan dalam tanggap darurat. Ketiga situational awareness dengan pengumpulan, analisis dan
diseminasi informasi yang terkendali terkait bencana. Keempat media partnership melalui website
Al-Khair, youtube Al-Khair dan stasiun televisi Al-Khair yang bernama Iqra Tv yang menjadi
media untuk menyampaikan informasi kepada publik.