Di Indonesia, kereta api bandara atau Railink sudah beroperasi di Kota\
Tangerang, yaitu di Bandara Soekarno-Hatta. Sebagian besar penumpang Kereta\
Railink Soekarno---Hatta menggunakan smartphone yang terintegrasi dengan\
teknologi Long Term Evolution (LTE) untuk melakukan internet browsing,\
chatting¸ ataupun sekadar untuk memeriksa jadwal keberangkatan. Pada tanggal 3\
Desember 2020, telah dilakukan Drive Test (DT) menggunakan Tems Pocket untuk\
mengetahui kualitas nilai parameter pada LTE, yaitu Reference Signal Received\
Power (RSRP), Signal to Interference Noise Ratio (SINR), dan Throughput. Hasil\
pengukuran menggunakan software Actix Analyzer menunjukkan bahwa terdapat\
delapan titik lokasi mengalami pelemahan atau Bad Spot dengan nilai rata---rata\
parameter RSRP sebesar -100,39 dBm, parameter SINR sebesar 4,50 dB, dan\
parameter Throughput sebesar 3,92 Mbps. Nilai parameter tersebut masih belum\
memenuhi standar Key Performance Indicator (KPI) suatu operator.\
Untuk mengatasi permasalahan rendahnya nilai parameter RSRP, SINR,\
dan Throughput, salah satu metode yang digunakan adalah dengan menggunakan\
perbaikan dari segi Coverage. Pendekatan pada metode tersebut dilakukan dengan\
cara mengubah beberapa parameter transmitter, dengan metode physical tunning\
seperti mechanical tilting, perubahan pola azimuth, serta menyesuaikan ketinggian\
antena. Metode selanjutnya adalah power configuration, atau pengaturan daya\
pancar pada suatu transmitter. Perbaikan tersebut dilakukan dengan software\
simulasi Atoll.\
Ambang batas standar KPI operator untuk parameter RSRP adalah > -91\
dBm, SINR > 16 dB dan Throughput > 12 Mbps. Dengan melakukan perbaikan\
pada 8 titik Bad Spot, diperoleh hasil nilai parameter yang memenuhi KPI operator\
dengan nilai rata---rata parameter RSRP setelah perbaikan adalah -89,95 dBm,\
parameter SINR sebesar 16,83 dB dan parameter Throughput sebesar 37,42 Mbps.\
Kata Kunci : Kereta Api Bandara, KPI, Long Term Evolution, RSRP, SINR,\
Throughput