Kesetaraan gender masih menjadi masalah yang sering terjadi terutama salah satunya di indonesia dengan banyaknya fenomena-fenomena terhadap kekerasan terhadap perempuan yang meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut disebabkan adanya budaya patriarki yang terjadi yang memberikan kekuasaan terhadap laki-laki daripada perempuan sehingga perempuan dianggap sebagai kaum yang lemah. Something Old, New, Borrowed and Blue merupakan film pendek yang dibuat untuk dalam ajang Singapore International Film Festival (SGIFF) ke-30 dengan tema “Perayaan” yang disutradarai oleh Mouly Surya. Film ini dibuat untuk memperlihatkan bagaimana sebuah upacara pernikahan jawa yang berlatar di sebuah perkampungan dengan nasihat ibu kepada anaknya sebelum menikah tentang bagaimana menjadi seorang istri sesuai adat iastiadat mereka dan identik dengan isu perbedaan gender dalam rumah tangga. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana representasi patriarki yang digambarkan dalam film “Something Old, New, Borrowed and Blue” dengan menggunakan metode semiotika sosial berdasarkan tiga analisis yaitu medan (field), pelibat (tenor) dan sarana (mode). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deksriptif kualitatif. Dari hasil penelitian ini ditemukan adanya representasi patriarki dibalik film “Something Old, New, Borrowed and Blue” ini. Ditunjukkan dengan adanya latar tempat, adat yang digunakan, oarang yang terlibat hingga dialog sang ibu terhadap anaknya.