Instalasi kabel Fiber Optic (FO) yang semula menggunakan sistem kabel udara diminta untuk diturunkan menjadi sistem bawah tanah dengan adanya pembuatan saluran bawah tanah (duct). Hal ini lah yang saat ini sedang dikerjakan oleh PT. XYZ sebagai kontraktor dalam proyek konstruksi ducting FO di Kawasan Summarecon Bandung, Cluster Emily Tahap II, Jawa Barat. Dalam pelaksanaannya, proyek yang dikerjakan PT. XYZ belum mendefinisikan perencanaan secara menyeluruh. Untuk menghindari kegagalan, PT. XYZ membutuhkan master plan project management sebagai perencanaan sebagai landasan dalam eksekusi proyek. Project management plan yang dihasilkan diantaranya, scope management plan yang mencakup project scope statement, Work Breakdown Structure (WBS), dan WBS dictionary. Selanjutnya yaitu schedule management plan yang mencakup gantt chart, milestone list, network diagram, serta hasil dari perhitungan menggunakan Critical Path Method (CPM) yang menunjukkan adanya 9 aktivitas kritis, serta 2 lintasan kritis dengan durasi terpanjang 42 hari. Ketiga, yaitu resource management plan yang menghasilkan perencanaan sumber daya yang terlibat dan estimasi jumlah pekerja yang dibutuhkan setiap minggunya selama 9 minggu, dimana didapatkan jumlah pekerja paling sedikit dibutuhkan 4 orang pada minggu ke-9 dan paling banyak yaitu 41 orang pada minggu ke-7. Terakhir, yaitu cost management plan yang meliputi estimasi biaya proyek sebesar Rp771.072.945, kurva-S PV proyek dan funding limit reconciliation.