Setiap tahun jumlah UMKM selalu meningkat sebesar 2,42%. Maka para pelaku UMKM pun dituntut untuk mampu bersaing di pasar yang kompetitif dan memiliki strategi. Salah satu UMKM di daerah Pangalengan yang bergerak dibidang kuliner yaitu UMKM Barokah Pangalengan dengan merek dagang produknya yaitu BARANAHan. UMKM Barokah Pangalengan memproduksi berbagai olahan susu unggulan yaitu yoghurt, kerupuk susu, tahu susu, dodol susu, noga susu, dan karamel dengan bahan baku utama diperoleh dari Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan (KPBS). Strategi yang dibahas dalam penelitian tugas akhir ini adalah mengenai sistem pengukuran kinerja rantai pasok perencanaan dan produksi dengan menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC) dan model Supply Chain Operation Reference (SCOR).
Berdasarkan latar belakang permasalahan pada UMKM Barokah Pangalengan, terdapat beberapa target Key Performance Indicator (KPI) yang tidak tercapai. Hal ini juga dikarenakan UMKM Barokah Pangalengan masih menggunakan sistem pencatatan manual yang belum terintegrasi dan penentuan target produksi berdasarkan trial and error. UMKM Barokah Pangalengan belum bisa mengidentifikasi dan memantau keberhasilan maupun kegagalannya dalam pencapaian target dan tujuan perusahaannya secara akurat dikarenakan UMKM Barokah Pangalengan belum melakukan penetapan untuk standar pengukuran kinerja usahanya. Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data didapatkan 30 metrik dengan 14 metrik bersumber dari metode BSC dan 16 metrik lainnya bersumber dari model SCOR. Hasil yang didapatkan yaitu sesuai dengan permasalahan pada latar belakang yaitu ada beberapa metrik yang terindikasi tidak mencapai target yaitu metrik Revenue Growth memiliki nilai kinerja -0.71, Sales Growth memiliki nilai kinerja -0.66, Fill Rate memiliki nilai kinerja -0.28, Schedule Achievment memiliki nilai kinerja -0.88, Schedule Production Cycle Time memiliki nilai kinerja -0.14, dan Employee Satisfaction Index memiliki nilai kinerja -0.09.