Indonesia dengan kondisi geografis negara kepulauan yang luas, memiliki
tantangan tersendiri jika ingin dalam mengikuti perkembangan teknologi
telekomunikasi yang sedang marak diteliti yaitu Internet of Things. Hal itu terjadi
karena kesulitan dalam infrastruktur untuk pemasangan sensor di tempat yang sulit
dijangkau dan banyaknya perangkat Internet of Things yang masih menggunakan
komunikasi terestrial. Salah satu teknologi komunikasi IoT, yaitu LoRa, dengan
karakteristik yang menggunakan daya rendah dan jangkauan komunikasi yang jauh
(rata-rata penggunaan sejauh 15-30 Km dalam penggunaan terestrial) dan
menggunakan frekuensi yang tidak berlisensi (ISM band) menjadi teknologi yang
cocok untuk komunikas M2M untuk jarak jauh.
Dalam Tugas Akhir ini peneliti merancang purwarupa sensor node berbasis LoRa
untuk komunikasi Direct-to-satellite untuk satelit IoT berorbit LEO (400Km). Sensor
node ini dirancang dalam bentuk sistem minimum mikro kontroller yang dilengkapi
dengan modul LoRa, sensor dummy, dan subsistem power supply yang terdiri atas
modul panel surya dan baterai dengan tujuan untuk menempatkan sensor node pada
tempat yang sulit dijangkau di Indonesia.
Hasil dari penelitian dari Tugas Akhir ini adalah terciptanya purwarupa node
sensor yang memiliki kemampuan untuk mentransmisikan dengan teknologi LoRa
yang bekerja sesuai dengan fungsinya untuk transmisikan data dari sensor pada
frekuesnsi 923 MHz, purwarupa sendiri dapat bekerja dengan sesuai fungsinya catuan
baik dari panel surya yang sedans mengisikan daya baterai, panel surya sendiri (baterai
dalam keadan daya penuh), dan baterai sendiri, lalu rata-rata daya keluaran RF yang
dihasilkan oleh purwarupa sensor node ini adalah 18,20 dBm, dan yang terakhir
konsumsi daya dari hasil pengukuran purwarupa node sensor ini selama 24 jam adalah
4838,4 mWh yang artinya sudah tertutupi oleh daya baterai yang terisi oleh panel surya
sebesar 5838 mWh untuk pengingisian selama tiga jam.