Financial Distress merupakan kondisi dimana perusahaan sedang mengalami tekanan atau kesulitan keuangan. Financial distress yang berlangsung secara terus menerus secara bertahap dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kebangkrutan. Pihak manajemen harus dapat mengantisipasi perubahan kondisi ekonomi dari sisi mikro dan makro yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan. Salah satu indikator financial distress yaitu laba bersih negatif, jumlah perusahaan sub sektor tekstil dan garmen yang memperoleh laba bersih negatif mengalami kenaikkan setiap tahunnya karena tingginya impor kain membuat industri dalam negeri menjadi turun.Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Inflasi dan Nilai Tukar terhadap Financial Distress pada Perusahaan Sub Sektor Tekstil dan Garmen yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data laporan keuangan dan data inflasi dan nilai tukar dari website resmi Bank Indonesia.Populasi dalam penelitian ini adalah sub sektor Tekstil dan garmen yang terdaftar pada BEI. Teknik pemilihan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dan diperoleh 13 perusahaan selama 5 tahun. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan random effect model. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan likuiditas, profitabilitas, inflasi, dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Secara parsial, profitabilitas berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap financial distress. Sedangkan likuiditas, inflasi dan nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti selanjutnya disarankan menggunakan variabel makro ekonomi lain yang mungkin dapat mempengaruhi financial distress. Investor disarankan berinvestasi pada perusahaan yang memiliki nilai variabel profitabilitas yang tinggi. Dikarenakan perusahaan yang memiliki nilai variabel profitabilitas yang tinggi akan terhindar dari masalah financial distress dan perusahaan sebaiknya mengoptimalkan variabel rasio profitabilitas agar perusahaan tidak mengalami financial distress.