Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan perhitungan nilai wajar saham perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Discounted Cash Flow (DCF) dengan pendekatan Free Cash Flow to the Firm (FCFF) dan Relative Valuation dengan pendekatan Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Penelitian ini melibatkan dalam kondisi tiga skenario, pertama optimis yaitu kondisi diatas pertumbuhan industri, kedua moderat yaitu kondisi yang paling mungkin, dan ketiga pesimis yaitu kondisi rata – rata industri. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data historis dari laporan keuangan perusahaan selama periode Januari 2013 sampai dengan September 2020. Data historis tersebut digunakan sebagai dasar untuk proyeksi tahun 2021 sampai dengan 2025.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode DCF-FCFF saham KAEF dan PYFA mengalami kondisi overvalued di semua skenario. Sementara, saham KLBF dan DVLA mengalami kondisi undervalued di semua skenario. Kemudian dari hasil perhitungan relative valuation, masing – masing perusahaan masih berada pada range industri di semua skenario. Secara keseluruhan saham KAEF mengalami overvalued sebesar 65,769%, saham KLBF mengalami kondisi undervalued sebesar 24,627%, saham DVLA mengalami kondisi undervalued sebesar 250,655%, dan saham PYFA mengalami kondisi overvalued sebesar 38,303% baik dari sisi DCF maupun relative valuation.
Kata Kunci: Valuasi, Discounted Cash Flow, Relative Valuation, Sub Sektor Farmasi.