Fenomena pandemi COVID-19 yang terjadi menyebabkan mahasiswa menjadi salah satu yang terkena dampak kebijakan pemerintah untuk melaksanakan perkuliahan daring dari rumah. Hal ini cenderung dapat menyebabkan terjadinya adiksi internet pada mahasiswa akibat tuntutan penggunaan internet terus menerus. Di sisi lain, kebijakan tersebut menyebabkan intensitas pertemuan antar anggota keluarga semakin sering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar adiksi internet yang terjadi pada mahasiswa dan apakah tiap jenis adiksi internet memberikan pengaruh terhadap interaksi keluarga selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat adiksi internet pada kalangan mahasiswa selama pandemi COVID-19 namun tidak terlalu tinggi (66%), selain itu hasil pengujian terhadap hipotesis penelitian melalui PLS-SEM diketahui bahwa mahasiswa sering membuka internet terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas (tolerance) sehingga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap interaksi percakapan sebesar 25,7%, kemudian interaksi yang menekankan keseragaman nilai dan sikap (konformitas) mendapatkan pengaruh yang signifikan dari empat jenis adiksi internet yaitu sebesar 32% karena mahasiswa sering menutupi kecemasan mengenai kehidupan dengan bermain internet (mood modification), kemudian sebesar 32,9% karena sering berpikir bahwa hidup tanpa internet itu membosankan (withdrawal symptoms), selanjutnya sebesar 33% karena seringkali menjalin pertemanan di internet (conflict) dan sebesar 23,1% karena mahasiswa sering tidak sadar sudah menggunakan internet lama dari yang direncanakan (relapse).