Perusahaan jasa pewarnaan benang adalah salah satu Industri Tekstil dan Produk Tekstil. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif membuat perusahaan dituntun untuk memiliki keunggulan agar dapat bersaing. Aktivitas pada gudang menjadi salah satu yang dapat diunggulkan demi memberikan layanan yang baik kepada klien. Saat ini PT.XYZ belum memiliki sistem pengukuran kinerja pada setiap aktivitas di gudang, yang menyebabkan perusahaan tidak dapat mengetahui pencapaian kinerja perusahaan guna meningkatkan kinerja gudang pada perusahaan. Salah satu Kendala dari belum adanya pengukuran kinerja adalah persentase benang cacat yang lolos hingga ke klien menjadi tidak terkendali, yaitu lebih dari batas toleransi perusahaan sebesar 4%. Hal tersebut terjadi karena tidak terpantau secara berkala. Maka dari iru diperlukan adanya pengukuran kinerja untuk mencapai standar performansi yan kemudian dapat dijadikan tolak ukur dalam pengambilan keputusa, sehingga perusahaan dapat bersaing dan meningkatkan kinerjanya. Untuk mencapai hal ini, Penelitian ini menggunakan model Sustainability Balanced Scorecard untuk memetakan strategi gudang pada perspektif BSC dan memperhatikan tiga aspek penting keberlanjutan yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Model Supply Chain Operational Reference digunakan untuk memetakan proses bisnis dan menentukan indikator (metrik), dengan pendekatan ISO 14001. Penelitian ini memperoleh 21 Indikator Pengukuran Kinerja, pada perspektif financial 1 KPI, internal business process 15 KPI, customer 2 KPI, dan learning growth 3 KPI. Perspektif dengan pengaruh paling tinggi hingga pengaruh paling rendah secara berurutan adalah Internal Business Process, Customer, Learning & Growth, dan Financial.
Kata Kunci : Key Performance Indicator, Sustainability Balanced Scorecard, Supply Chain Operation Reference, ISO 14001.