Indonesia menempati posisi pertama dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Hal ini menyebabkan perbankan syariah mulai mengalami perkembangan yang dapat dilihat dari meningkatnya pangsa pasar berdasarkan aset. Pada tahun 2019 pangsa pasar perbankan syariah sebesar 6.18% mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Meningkatnya pangsa pasar perbankan syariah menyebabkan penurunan pada pangsa pasar perbankan konvensional. Namun, pangsa pasar perbankan syariah masih cenderung lebih kecil dibandingkan perbankan konvensional.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang diduga mempengaruhi variabel dependen yaitu pangsa pasar syariah dengan proksi total aset. Variabel yang diduga mempengaruhi pangsa pasar syariah adalah jumlah kantor, electronic banking dengan proksi ATM, dan bagi hasil.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini bank umum syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan periode 2015-2019. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling yang menghasilkan 35 unit sampel bank umum syariah. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel dengan model yang terpilih fixed effect model.
Hasil dari penelitian ini, Secara simultan, seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pangsa pasar syariah. Secara parsial variabel jumlah kantor, electronic banking, dan bagi hasil memiliki pengaruh dengan arah positif terhadap pangsa pasar syariah. Artinya, semakin meningkat variabel tersebut dapat meningkatkan pangsa pasar syariah.
Oleh karena itu, variabel-variabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel dalam meningkatkan pangsa pasar syariah pada bank umum syariah. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memilih menggunakan layanan jasa keuangan bank umum syariah yang memiliki jumlah kantor yang banyak, memiliki layanan e-banking, dan memberikan bagi hasil yang tinggi sehingga layanan jasa keuangan dapat diperoleh dengan mudah.
Kata kunci: bagi hasil, electronic banking, jumlah kantor, dan pangsa pasar