Pandemi COVID-19 telah menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia. Tidak sedikit masyarakat yang terpaksa di PHK dan UMKM yang tidak bisa bertahan. Di satu sisi, masyarakat yang masih mempunyai uang tabungan atau uang cash, sementara tidak akan menginvestasikan uangnya ke sektor-sektor yang belum ada kepastian akan bertahan. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang menginvestasikan uangnya ke dalam bentuk emas logam mulia. Karena adanya kecenderungan untuk memiliki logam mulia sebagai investasi maka diperlukan suatu peramalan. Dengan menggunakan peramalan dapat membantu masyarakat dalam membuat rencana keuangan yang tepat. Dalam penelitian ini dilakukan peramalan harga logam mulia Antam menggunakan dua model yang berbeda, yaitu model ARIMA dan model Support Vector Regression (SVR). Data yang digunakan adalah data harian emas logam mulia Antam. Model ARIMA (0,1,2) terbukti merupakan model terbaik karena memiliki nilai AIC terkecil, yaitu 4039. Selain itu, model ARIMA memiliki hasil MAE yang lebih kecil dibandingkan hasil MAE yang dimiliki oleh model SVR.