Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya tidak hanya dilakukan dalam negeri tetapi juga bisa dilakukan di luar negeri. Dengan kegiatan perdagangan internasional, perusahaan melakukan transaksi bisnis dalam beberapa mata uang asing dan berisiko terkena risiko mata uang asing. Hal ini dikarenakan niai mata uang yang berbeda untuk setiap negara. Untuk melindungi perusahaan dari risiko mata uang asing maka perusahaan perlu untuk menerapkan hedging atau lindung nilai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh growth opportunity, leverage, dan liquidity terhadap penerapan kebijakan hedging pada perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan sektor pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Sampel yang diperoleh sejumlah 75 yang di dapat dari 15 perusahaan sektor pertambangan periode 2015-2019. Metode yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik yang digunakan dalam analisis ini adalah regresi logistik dan statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan variabel growth opportunity, leverage, dan liquidity secara simultan berpengaruh terhadap penerapan kebijakan hedging. Sedangkan secara parsial variabel growth opportunity berpengaruh secara negatif tidak signifikan, leverage memiliki pengaruh positif tidak signifikan, dan liquidity berpengaruh secara positif signifikan terhadap penerapan kebijakan hedging.
Dari hasil penelitian, saran yang dapat diberikan kepada peneliti berikutnya adalah untuk menambahkan periode penelitian, menggunakan objek penelitian lain, serta menambahkan variabel lain. Dan bagi perusahaan sektor pertambangan untuk melindungi aset dari fluktuasi nilai tukar, kebijakan hedging perlu diterapkan, terutama perusahaan yang memiliki aset besar dan pinjaman luar negeri besar karena akan rentan terhadap fluktuasi nilai tukar.