Financial distress adalah sebuah kondisi keuangan yang menurun sebelum terjadinya kebangkrutan yang ditandai salah satunya laba negatif dua tahun berturut-turut yang mana jika kondisi ini tidak segera ditangani akan menyebabkan kebangkrutan. Perusahaan asuranasi juga memiliki karakteristik khusus yang mana menggunakn rasio yang ditetapkan oleh The National Assoication Of Insurance Commissioners (NAIC).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu rasio perubahan surplus, pertumbuhan premi, beban klaim, likuiditas, margin solvensi, firm size dan Risk Based Capital (RBC) terhadap variabel dependen yaitu financial distress pada perusahaan asuransi jiwa di Indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2015-2019.
Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan metode kuantitafi dengan teknik analisis regresi logistk dengan menggunakan software SPSS 25. Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dan diperoleh 13 perusahaan asuransi jiwa di Indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2015-2019.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa vaiabel perubahan surplus, partumbuhan premi, beban klaim, likuiditas, margin solvensi, firm size dan Risk Based Capital (RBC) berpengaruh secara simultan terhadap financial distress. Sedangkan, perubahan surplus, pertumbuhan premi dan firm size secara parsial berpengaruh signifikan terhadap financial distress dan beban klaim, margin solvensi dan Risk Based Capital (RBC) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress.
Kata Kunci: financial distress, perusahaan asuransi, regresi logistik, early warning system