Saham dari emiten makanan dan minuman yaitu INDF, ICBP dan MYOR dinilai masih mendapatkan untung di tengah mewabahnya Covid-19. Akan tetapi, jika dilihat dari peregarakan harga saham, harga saham dari emiten INDF, ICBP, dan MYOR berfluktuasi. Oleh sebab itu, diperlukan penghitungan nilai intrinsik dari harga saham tersebut yang dapat memberikan informasi kepada para investor.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan proyeksi penilaian harga wajar saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) dengan pendekatan Free Cash Flow to Firm (FCFF) dan metode Relative Valuation dengan pendekatan Price to Book Value (PBV) dan Price to Earning Ratio (PER). Dalam penelitian digunakan tiga skenario, yakni skenario pesimis (kondisi rata-rata industri), skenario moderat (kondisi yang paling mungkin) dan skenario optimis (kondisi di atas pertumbuhan industri) untuk kebutuhan proyeksi lima tahun ke depan yaitu periode tahun 2021 sampai dengan tahun 2025. Digunakan data yang diolah dari data historis kinerja keuangan dari periode tahun 2016 sampai dengan tahun 2020.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan metode DCF pada semua skenario yaitu pesimis, moderat dan optimis jika di bandingkan dengan harga saham 4 Januari 2021, INDF berada dalam kondisi undervalued, ICBP berada dalam kondisi undervalued sedangkan MYOR berada dalam kondisi overvalued. Secara keseluruhan saham INDF undervalued sebesar 52,3%, saham ICBP undervalued sebesar 26,3% dan saham MYOR overvalued sebesar -52%. Sedangkan hasil penelitian menggunakan metode Relative Valuation ketiga perusahaan Valid karena memiliki nilai PER dan PBV yang berada pada rentang industri berdasarkan data IDX Statistik Annually 2020. Dengan penilaian fundamental perhitungan menggunakan metode DCF adalah dengan mendiskontokan prediksi arus kas untuk lima tahun ke depan yaitu 2021 – 2025. Akan tetapi, untuk keputusan investasi perlu memperhatikan juga kinerja pasar karena harga saham dapat berfluktuasi yang disebabkan oleh berbagai informasi yang beredar di bursa.