Transformasi digital telah menjadi isu hangat bagi setiap organisasi. Meningkatnya adopsi teknologi informasi terkini ditambah berkembangnya inovasi platform memungkinkan interaksi pelanggan dengan organisasi penyedia produk dan jasa semakin mudah dan multi arah. Tak hanya pada entitas bisnis, digitalisasi juga diadaptasi oleh organisasi non-profit (NPOs) seiring dengan semakin bergesernya hubungan pelanggan dari offline ke online. Dorongan untuk melakukan transformasi digital semakin besar terlebih dengan hadirnya pandemi Covid-19 yang membatasi interaksi secara fisik.
Penelitian kualitatif deskriptif ini berusaha menjawab pertanyaan bagaimana implementasi transformasi digital yang dilakukan oleh Rumah Zakat menuju visinya menjadi World Digital Philanthropy, ditinjau dari lima aspek yaitu 1) Alasan Transformasi, 2) Objek Transformasi, 3) Proses Transformasi, 4) Hasil Transformasi, 5) Tantangan Transformasi. Berbasis pendekatan studi kasus, pengambilan data penelitian dilakukan melalui observasi, wawancara semi terstruktur kepada 8 informan/narasumber dari manajemen kunci mulai CEO, BoD hingga Division Head Rumah Zakat, dan analisis dokumen.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa lima aspek transformasi digital tersebut sangat ditentukan oleh peran manusia dan budaya organisasi. Proses transformasi digital Rumah Zakat sangat terbantu dengan adanya 3 proses transformasi sebelumnya, terkait dengan transformasi budaya organisasi, rebranding dan semangat entrepreneurial. Penelitian ini juga mengusulkan sebuah model konseptual yang menggambarkan transformasi digital Rumah Zakat, yang terdiri dari Digital Transformation Drivers, Digital Transformation Strategy, Digital Transformation Goals dan Digital Transformation Challenges. Model konseptual yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai benchmark dalam penelitian dan pengembangan transformasi digital di industri filantropi.
Kata Kunci: transformasi digital, organisasi non-profit, filantropi, digital filantropi