Abstrak
Industri perkayuan merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memegang peranan penting dalam sektor kehutanan. Namun, sektor ini hanya tumbuh sebesar 3,66% sepanjang tahun 2019, dibandingkan tahun 2018 sebesar 4,25%. Kondisi ini juga dialami perusahaan dimana penjualan kayu mengalami penurunan sebesar 5,6% dengan penurunan pendapatan pada sektor kayu sebesar 3,3%. Sedangkan net profit mengalami penurunan sebesar 68,65%. Sementara itu, produksi kayu industri pada tahun 2019 meningkat sebesar 10,48%, dimana laju tanam juga meningkat sebesar 23,97%. Menurunnya pendapatan disaat laju produksi dan penanaman meningkat, menjadi dasar dalam tujuan penelitian ini. Dengan menganalisis pengaruh marketing mix 4P yaitu produk dan atributnya, harga, tempat, dan biaya promosi terhadap volume penjualan kayu pada bulan Juli -Desember 2019. Penelitian ini menggunakan data transaksi historis, yang diolahmenggunakan metode analisis regresi berganda. Lokasi cakupan penelitian yaitupada region Jawa yang meliputi, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kayu (X1), sortimen (X2), mutu (X3), tebangan (X4), dan harga (X5) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan kayu (Y). Sedangkan tempat (X6) dan biaya promosi (X7) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan kayu (Y). Namun secara simultan semua variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan kayu (Y).
Kata Kunci: industri kayu, marketing mix 4p, volume penjualan, regresi linear berganda