Inkubator bisnis khususnya di Indonesia kini telah mengalami perkembangan, khususnya untuk inkubator yang berada dibawah naungan perusahaan. Program inkubator ini berfungsi sebagai laboratorium inovasi yang bertujuan untuk mencari talenta baru yang terpendam dari diri karyawan. Namun dalam realitanya inkubator bisnis perusahaan memiliki berbagai kendala seperti sumber daya manusia, modal, teknis validasi, regulasi dan juga potensi pasar belum lagi produk yang dihasilkan harus tetap seirama dengan tujuan perusahaan induk. Selain itu juga baik startup maupun perusahaan yang masih sama-sama belajar karena masih baru dalam dunia inkubasi juga startup yang mampu bertahan setelah keluar dari inkubasi tergolong masih sedikit.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam informasi mengenai proses inkubasi. Selain itu juga bertujuan untuk mengevaluasi kendala yang menghambat startup untuk bisa mampu bertahan setelah lulus dari inkubator. Harapannya dapat membantu mengembangkan maupun memperbaiki proses inkubasi pada internal perusahaan. Proses evaluasi yang dilakukan mencakup tahapan dalam inkubator meliputi tahap pra-inkubasi, tahap inti inkubasi dan pasca inkubasi. Komponen tersebut dilakukan penganalisaan secara mendetail untuk melihat proses pembelajaran yang terjadi dalam inkubator.
Proses penelitian menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam untuk pengambilan data. Narasumber pada penelitian kali ini adalah pengelola inkubator Digital Amoeba yang terdiri dari 4 orang dan tenant yang sudah memiliki pengalaman inkubasi pada Digital Amoeba sebanyak 4 orang. Adapun pengambilan data lainnya dilakukan dengan pengumpulan data sekunder.
Komponen penelitian kali ini meliputi kriteria, tahapan, jumlah pendaftar, persentase pendaftar, target, program pembelajaran, pendanaan, fasilitas, kelulusan, program setelah kelulusan dan dampaknya. Berdasarkan hasil analisis dari semua aspek ada beberapa kriteria yang masih harus dibenahi yaitu dalam proses tahap validasi. Kesimpulannya bahwa inkubator Digital Amoeba masih memiliki kekurangan dalam proses main incubation.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi alat ukur evaluasi pembelajaran di incubator juga hasilnya bisa dijadikan pandua dalam pengelolaan inkubasi di kemudian hari. Diharapkan juga penelitian ini dapat menstimulus inkubator untuk terus berkembang.