Bank merupakan salah satu industri yang paling banyak diminati sahamnya di pasar modal, baik investor dalam negeri maupun luar negeri. Kondisi saham perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat bergantung pada persepsi masyarakat, sehingga valuasi merupakan salah satu cara untuk menilai nilai intrinsik sebuah saham di pasar modal.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan proyeksi nilai intrinsik pada bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia proyeksi 2021-2025. Penelitian ini menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) dengan pendekatan Free Cash Flow to Equity (FCFE) dan metode Relative Valuation dengan pendekatan Price to Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER). Dalam penelitian digunakan tiga skenario, yakni skenario pesimis (kondisi rata-rata industri), skenario moderat (kondisi yang paling mungkin) dan skenario optimis (kondisi di atas pertumbuhan industri) yang bertujuan untuk memproyeksikan nilai saham lima tahun ke depan. Adapun data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari data historis periode 2016-2020. Berdasarkan hasil penelitian bahwa dengan menggunakan metode FCFE saham BBNI, BBRI, BMRI, dan BBTN menunjukkan kondisi yang undervalued untuk ketiga skenario. Sedangkan dengan metode PER keempat saham bank BUMN menunjukkan kondisi undervalued untuk semua skenario, dan PBV menunjukkan kondisi overvalued untuk BBRI pada ketiga skenario, BMRI dan BBTN menunjukkan kondisi overvalued pada skenario optimis, sedangkan pada skenario moderat, dan pesimis menunjukkan kondisi undervalued, dan BBNI menunjukkan kondisi undervalued untuk ketiga skenario.
Kata kunci: Bank BUMN, Discounted Cash Flow,Relative valuation,Valuasi