Keluarga merupakan sistem sosial terkecil yang ada pada lingkup masyarakat yang tinggal di dalam satu atap bersama dan saling ketergantungan, yang disahkan oleh tali perkawinan. Namun di dalam keluarga tidak jarang terdapat perselisihan antara anggota keluarga, dan jika terjadi sebuah pertengkaran yang menggolak akan menyebabkan hilangnya rasa saling membutuhkan dan rasa percaya terhadap pasangan yang akhirnya akan memicu perceraian. Akibat dari perceraian dapat membuat anak kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, arogan dan susah diatur, dan dapat membuat hubungan komunikasi anak dan orang tua menjadi berkurang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi antarpribadi orang tua dan anak broken home akibat perceraian. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian yang diperoleh adalah tidak semua anak broken home komunikasi yang dilakukan dengan orang tuanya tidak efektif. Dan orang tua memiliki peran penting dalam mulai berkomunikasi dengan anak agar hubungan yang terjalin akan baik.
Kata Kunci : Komunikasi antarpribadi, anak broken home