Body shaming adalah memberi komentar negatif tentang tubuh atau bentuk fisik seseorang yang dapat menyebabkan korban merasa tersinggung dan sakit hati. Body shaming dapat mempengaruhi citra diri seseorang. Jika korban body shaming memiliki citra diri yang negatif, mereka akan menganggap serius ejekan yang mereka terima sehingga munculah rasa tidak percaya diri, malu, ataupun minder. Dalam hal ini yaitu berupa masalah kulit seperti selulit, flek hitam, dan kulit kusam. Maka dari itu diperlukan gerakan untuk mengubah mindset tentang citra diri, yang biasa disebut dengan body positivity. Body positivity adalah menerima keadaan diri dengan seutuhnya, namun tetap ada hal yang dapat diubah dan optimalkan. Gerakan tentang body positivity ini biasa disebut the body positivity movement dan semakin marak dilakukan oleh desainer dan brand ternama. Semakin maraknya the body positivity movement ini, penulis melihat potensi untuk mengembangkan kampanye body positivity dalam bentuk perancangan motif. Penelitian ini termasuk penelitian problems and need dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu wawancara, obserbasi, dan eksperimen. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu berupa perancangan motif yang diaplikasikan pada produk fashion ready to wear dengan teknik rekalatar. Perancangan ini bertujuan untuk merespon fenomena body positivity movement dalam bentuk yang lebih inovatif yaitu dalam bentuk perancangan motif.
Kata kunci: Motif, Body Positivity movement, Rekalatar, Ready to Wear.