Pembangunan di negara sedang berkembang, seperti Negara Republik Indonesia
mengandung dua dimensi yaitu, tujuan dan proses. Tujuan pembangunan sudah
pasti kondisi kehidupan yang lebih sebagaimana yang diinginkan oleh
masyarakat. Sedangkan proses untuk mencapai tujuan itu dinyatakan dalam
berbagai strategi pembangunan. Keberhasilan dari pembangunan tidak terlepas
dari peran aktif dari sumber sektor, terutama pengembangan sektor prasaranan
transportasi jalan dan jembatan.
Berdasarkan data Kementrian PUPR pada Buku Informasi Statistik 2018
mengenai alokasi dana APBN pada Kementrian PUPR, menunjukan alokasi
APBN terbesar dialokasikan untuk Ditjen Bina Marga sebesar 40,04%. Kemudian
persentase alokasi APBN kesepuluh unit organisasi lainnya secara berurutan yaitu
Ditjen SDA sebesar 32,91%; Ditjen Cipta Karya sebesar 15,97%; Ditjen
Penyediaan Perumahan sebesar 8,74%; Balitbang sebesar 0,54%; Sekretariat
Jenderal sebesar 0,52%; BPSDM sebesar 0,43%; Ditjen Bina Konstruksi sebesar
0,30%; BPIW sebesar 0,24%; Ditjen Pembiayaan Perumahan 0,23%; dan
Inspektorat Jenderal 0,09%. Data tersebut menunjukan alokasi dana terbanyak
yaitu dalam bentuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan desa, hal
tersebut menandakan bahwa pemerintah sangat serius dalam melakukan
pembangunan Infrastruktur Desa maka diperlukan adanya suatu manajemen
proyek.
Pada proses pengimplementasian terdapat permasalahan pada proyek terutama
dalam proyek pembangunan infrastruktur desa, hal yang biasa dialami oleh pihak
pengembang yaitu mencakup permasalahan finansial seperti penganggaran,
estimasi, sumberdaya, biaya tidak sesuai dengan rencana, atau Tindakan
penggelapan dana oleh oknum. Faktor paling mendasar adalah kurang
dilibatkannya masyarakat dalam proses perencanaan dan pengawasan dana desa”,
permasalahan tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor penting seperti
Komunikasi dan Transparansi.
Pada Tugas Akhir ini, Penulis mengusulkan pengembangan sebuah Sistem
Informasi Project Cost Management agar dapat melakukan Estimating, Budgeting
dan Monitoring pada Proyek Pembangunan infrastruktur Desa sehingga dana yang
dianggarkan oleh pemerintah dapat tersalurkan secara optimal serta
meminimalisir kesalahan dalam pembangunan infrastruktur Desa. Sistem tersebut
dibangun dengan methode RUP (Rational United Process) dengan system yang
berbasis web dengan teknologi cloud sehingga semua pihak yang terlibat pada
proyek dapat mengontrol semua proses dan penyerapan dana yang terjadi agar
dapat tepat sasaran.
Kata Kunci :Project Cost Management, Rational Unified Process, Cloud,
Infrastruktur Jalan dan Jembatan, Desa, Cost Estimating, Cost
Budgeting, Cost Controlling