PT XYZ adalah salah satu perusahaan pengelolaan teh mass production di Indonesia. Perusahaan ini menerapkan sistem produksi Make to Order (MTO) dengan pola aliran proses produksi flowshop. Saat ini, pada salah satu unit perkebunan PT XYZ dihadapkan pada permasalahan ketidaktercapaian order produksi teh hitam yang menyebabkan keterlambatan pemenuhan pesanan. Untuk mengetahui permasalahn yang terjadi dilakukan analisis menggunakan menggunakan Fishbone dan 5Why’s. Berdasarkan hasil analisis tersebut didapatkan akar permasalahan ialah adanya bottleneck yang terjadi pada mesin Winnower, dimana terdapat work center dengan kapasitas kurang dari kebutuhan produksi seharusnya. Bottleneck tersebut terjadi disebabkan karena pada kondisi aktual, pengerjaan order yang dilakukan dengan first come first serve tanpa memperhitungkan waktu release order dan mempertimbangkan kondisi yang terjadi pada lantai produksi karena perusahaan belum memiliki penjadwalan produksi yang optimal sehingga menyebabkan penumpukan work in process. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, diterapkan penjadwalan menggunakan drum buffer rope pada work center Winnower yang mengalami bottleneck dan diidentifikasi sebagai drum dalam sistem, sebagai titik kontrol sistem produksi teh secara menyeluruh. Rope diterapkan dengan melakukan backward scheduling pada operasi sebelum mesin Winnower dan menerapkan buffer time sebesar 5% dapat menghilangkan queue time dan juga penumpukan WIP didepan Winnower. Pengurutan order yang dilakukan dengan menggunakan Algoritma Campbell, Dudek, dan Smith (CDS), dapat mengurangi queue time dan manufacturing lead time pada proses sortasi kering. Hasil penjadwalan usulan didapatkan rata-rata manufacturing lead time sebesar 64,79 menit, yaitu 82,93% berkurang dari kondisi aktual sebesar 380,65 menit.