Puskesmas merupakan salah satu layanan kesehatan di bawah naungan UPTD Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab atas layanan kesehatan masyarakat setempat. Puskesmas harus memiliki perhatian untuk mengatur stok obat-obatan sebaik mungkin untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Permasalahan yang terjadi di puskesmas adalah overstock. Terdapat gap yang jauh antara persediaan dengan kebutuhan obat-obatan oleh masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan total biaya persediaan yang tinggi. Belum adanya kebijakan persediaan yang baku menyebabkan pemesanan dan persediaan obat yang disimpan berlebih. Selain itu, tidak adanya klasifikasi pada obat-obatan menyebabkan petugas instalasi farmasi kesulitan untuk mengatur obat-obatan dengan prioritas penangan yang tepat. Berdasarkan permasalahan tersebut, pengklasifikasian dan kebijakan perencanaan persediaan obat-obatan diperlukan untuk dapat meminimasi overstock. Pada tugas akhir ini, sebanyak 143 jeni obat dilakukan uji distribusi sebagai tahapan awal untuk selanjutnya dilakukan klasifikasi obat. Data yang telah dilakukan uji disribusi akan dilakukan proses pengklasifikasian menggunakan ABC-Fuzzy Classification. Proses klasifikasi ini menghasilkan tiga kategori, yaitu very important, important, dan unimportant. Selanjutnya akan dilakukan proses perhitungan dengan menggunakan metode probabilistic periodic review untuk menentukan perencanaan kebijakan persediaan. Proses klasifikasi pada obat-obatan menggunakan analisis ABC-Fuzzy Classification menghasilkan 21 obat ke dalam kategori very important, 33 obat ke dalam kategori important, dan 89 obat ke dalam kategori unimportant. Kemudian hasil perhitungan menggunakan probabilistic periodic review menghasilkan total biaya usulan sebesar Rp649.569.938 atau penghematan sebesar 20,13%.
Kata kunci: Obat, ABC-Fuzzy Classification, overstock, probabilistic periodic review