PERANCANGAN SISTEM MITIGASI RISIKO SUSTAINABLE SUPPLY CHAIN PADA PROSES ASSET RECOVERY BERBASIS ISO 14001 MENGGUNAKAN METODE FUZZY NEUTROSOPHIC TOPSIS-CRITIC DI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

DAFFA IRFAN

Informasi Dasar

118 kali
21.04.3508
658.7
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

Penyamakan kulit merupakan industri yang menghasilkan produk kulit samak dari kulit hewani seperti sapi, kambing, dan domba untuk diproses menjadi banyak macam produk dan pakaian kulit (contoh: sepatu dan jaket); dimana spesifikasi pesanan bervariasi tergantung pada jenis tekstur, ukuran, ketebalan, kualitas, dan lain-lain. Dikarenakan adanya variasi ini, mayoritas bisnis penyamak kulit menganut jenis pesanan Make-to-Order. Walaupun menggunakan bahan baku dasar yang bersifat organik, industri penyamakan kulit sebenarnya memiliki dampak buruk terhadap lingkungan dikarenakan penggunaan campuran bahan kimia yang esensial pada proses manufakturnya, oleh karena itu terdapat banyak aturan dan regulasi dalam industri ini baik internal maupun eksternal. Pelanggaran dari regulasi baik secara sengaja ataupun tidak disengaja akan berdampak pada sanksi yang dapat berupa teguran, sanksi finansial, kehilangan izin usaha, hingga sanksi pidana atau perdata. Produk industri kulit di Indonesia juga merupakan salah satu produk ekspor yang konsisten mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dengan semakin banyaknya permintaan pasar dunia akan produk berbahan kulit organik asli, semakin banyak pula potensi pasar yang dapat diambil oleh perusahaan-perusahaan yang ada pada sektor industri kulit. Salah satu prasyarat dasar bagi perusahaan industri kulit untuk memasuki potensi pasar global ini adalah memiliki standarisasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang berlaku di lingkungan internasional. Selain sebagai prasyarat, penerapan SML mengarah pada tujuan jangka panjang yaitu pengembangan sustainability pada perusahaan beserta rantai pasoknya. Dalam pengembangannya, terdapat beberapa tuntutan yang harus dipenuhi diantaranya adalah kepatuhan kepada regulasi, pencapaian kinerja ramah lingkungan, dan pemantauan evaluasi berkelanjutan. Manajemen risiko juga perlu dilakukan apabila pengembangan suatu sistem dapat terus berkembang dan menjadi lebih baik. SML yang handal mencakup elemen proses Asset Recovery (AR) yang dapat meningkatkan kinerja ramah lingkungan perusahaan dan juga memberikan perusahaan efisiensi penggunaan sumber daya. Pada penelitian ini digunakan standarisasi SML ISO 14001:2015 sebagai basis referensi pengembangan proses AR guna mencapai sustainability pada perusahaan. Pengembangan ini mengintegrasikan aspek manajemen risiko dengan kerangka Sustainable Supply Chain (SSC) sehingga didapatkan criteria risiko, yaitu kategorisasi untuk risiko-risiko yang ada pada perusahaan berdasarkan aspek manajemen risiko pada suatu SSC yang diidentifikasi berdasarkan studi literatur. Criteria tersebut dikelompokkan menjadi 8 kategori criteria risiko yaitu: Information Technology risks, Financial risks, Supply risks, Process risks, Control & Plan risks, Environmental risks, Product recovery risks, dan Organizational risks. Model SCOR (Supply Chain Operation Reference) digunakan dalam pemetaan aktivitas proses bisnis dan identifikasi sub-criteria risiko AR perusahaan. Criteria dan Sub-criteria risiko kemudian divalidasi oleh perusahaan dan didapatkan bahwa dari 40 risiko yang teridentifikasi pada proses AR, 37 risiko sesuai dengan kondisi pada perusahaan. Risiko-risiko tersebut kemudian diolah menggunakan metode Criteria Importance Through Inter-criteria Correlation (CRITIC).
Alternatif langkah mitigasi (mitigation actions) dirumuskan dari risiko-risiko yang ada guna melakukan pencegahan atas risiko tersebut. Dasar formulasi langkah mitigasi diambil dari diskusi berdasarkan klausul-klausul standarisasi ISO 14001:2015. Alternatif langkah mitigasi risiko pada proses pada proses AR diidentifikasi sebanyak 11 langkah dan kemudian diolah menggunakan metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Data pengolahan menggunakan metode TOPSIS-CRITIC diolah dalam wujud bilangan Neutrosophic Set untuk merepresentasikan kondisi real-world. Hasil pengolahan didapatkan tingkat prioritas tiap risiko dan juga tingkat prioritas alternatif langkah mitigasi berdasarkan relative closeness. Demi memastikan kemajuan kinerja mitigasi risiko pada proses AR di perusahaan ini, mengingat kembali poin penting pemantauan evaluasi berkelanjutan, sangat diperlukan adanya perancangan dan implementasi dari sistem pemantauan atau monitoring yang dapat memenuhi fungsi pemantauan mitigasi risiko pada proses AR sehingga upaya perusahaan untuk mencapai sustainabilitas dapat tercapai kedepannya. Data masukan dari sistem ini didapatkan dari hasil pengolahan metode TOPSIS-CRITIC, dengan platform pembangunan sistem menggunakan Microsoft Excel. Sistem monitoring dirancang agar dapat menampilkan: data grafik dan statistik risiko serta langkah mitigasi; dan data pemantauan kinerja mitigasi risiko kedepannya berupa status penanganan risiko dan status pelaksanaan langkah mitigasi. Diharapkan, dari penelitian ini perusahaan dapat melakukan pemenuhan mitigasi risiko & pemantauan kinerja actual mitigasi risiko pada aktivitas AR sehingga kedepannya perusahaan dapat mengembangkan aspek lain dari SML guna memenuhi keseluruhan syarat SML yang dijelaskan pada ISO14001.

Subjek

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
 

Katalog

PERANCANGAN SISTEM MITIGASI RISIKO SUSTAINABLE SUPPLY CHAIN PADA PROSES ASSET RECOVERY BERBASIS ISO 14001 MENGGUNAKAN METODE FUZZY NEUTROSOPHIC TOPSIS-CRITIC DI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

DAFFA IRFAN
Perorangan
Ari Yanuar Ridwan, Nia Novitasari
 

Penerbit

Universitas Telkom, S1 Teknik Industri
Bandung
2021

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini