Tantangan terbesar untuk komunikasi nirkabel bawah laut beraneka ragam, salah satunya berasal dari karakteristik fundamental air laut yang mempengaruhi nilai
atenuasi yang dapat menyebabkan cahaya kirim tidak optimal. Dengan demikian,
untuk menganalisis tantangan tersebut maka dapat digunakan skema pengkodean
saluran yang lebih kompleks yaitu Low Density Parity Check (LDPC). Sehingga
perancangan akan menghasilkan beberapa analisis simulasi yang di uji dari dua jenis air yang berbeda, yaitu clear ocean dan coastal ocean lalu membandingkan
LDPC Irreguler dengan perancangan tanpa menggunakan LDPC.
Dilakukan pengujian dengan merancang model sistem dari data yang akan dikirimkan melalui transmitter menggunakan LED dan diterima dengan receiver menggunakan PIN photodetector. Algoritma yang digunakan adalah Bit Flipping untuk
proses decode dan Lower Triangular untuk proses encode, setelah itu dilakukan
perbandingan dengan beberapa parameter uji yaitu Bit Error Rate (BER), Signal to
Noise Ratio (SNR), jarak transmisi dan daya terima.
Dari hasil simulasi, dapat dibuktikan bahwa sistem UVLC dengan menggunakan LDPC Irreguler mengalami penurunan kualitas pada BER, SNR, daya dan jarak
transmisi dengan tingkat performansi lebih rendah 2% dibandingkan tanpa LDPC
Irreguler. Pada sistem UVLC tanpa menerapkan kode LDPC Irreguler dapat mencapai jarak maksimal 2,6 m, sementara sistem dengan kode LDPC Irreguler pada
penerapan clear ocean mencapai jarak maksimal sebesar 2,57 m dan penerapan
pada coastal ocean jarak transmisi tidak mencapai target BER 10?3
. Sehingga jika dibandingkan antara kedua jenis air tersebut, dapat disimpulkan bahwa jenis air
clear ocean lebih baik dibandingkan dengan coastal ocean.