Saturasi oksigen dan detak jantung merupakan salah satu tanda vital bagi tubuh manusia. Kedua tanda vital tersebut sangat menentukan kondisi kesehatan tubuh manusia, terutama pernapasan. Dari waktu ke waktu, seluruh dunia sudah mengalami beberapa wabah maupun pandemi yang menyerang sistem pernapasan manusia. Untuk itu diperlukannya alat pengukur saturasi oksigen dan detak jantung yang dapat digunakan dengan mudah dan nyaman setiap waktu. Hal ini akan mempermudah dalam menjaga kesehatan manusia dengan monitoring kedua tanda vital tersebut.
Pada penelitian ini dibuat sebuah wearable pulse oximeter yang dapat mengukur saturasi oksigen dan detak jantung seseorang setiap saat. Pengguna dapat dengan mudah me-monitoring saturasi oksigen (SpO2) dan detak jantung (BPM) pada aplikasi android. Untuk transmisi data, alat didukung Bluetooth Low Energy (BLE) agar baterai yang digunakan dapat bertahan lama. Agar data deteksi tidak mengalami lonjakan saat dipakai, dilakukan analisa data menggunakan metode Artificial Neural Network (ANN) untuk mengurangi lonjakan deteksi saat beraktifitas pada software Jupyter Notebook 6.0.3.
Dengan sensor MAX30100 sebagai sensor pulse oximeter dan nRF52832 sebagai mikroprosesor sekaligus modul komuikasi, alat berhasil dibuat dengan dimensi 5,3 cm x 4 cm x 3 cm yang dapat digunakan pada tangan pengguna. Semua data deteksi SpO2 dan bpm berhasil terkirim ke Android melalui Bluetooth Low Energy (BLE). Alat yang dibuat berhasil mendeteksi pada telunjuk jari dengan rata-rata akurasi SpO2 dan bpm sebesar 99,59% dan 97,14%, serta berhasil melakukan pendeteksian pada kondisi normal, setelah bangun tidur dan berolahraga dengan rata-rata akurasi terbesar SpO2 99,72% dan bpm 98,34%. Dengan analisa menggunakan ANN pada aplikasi Jupyter Notebook 6.0.3 berhasil melakukan pengurangan lonjakan pendeteksian dengan rata-rata akurasi 86,45%. Serta alat yang dibuat dapat bekerja pada daya rendah (low energy) yaitu 97,6534 mW dengan baterai LiPo 500 mAh.