PT Singa Mas Mandiri merupakan perusahaan importir yang bergerak dalam bidang penjualan hard tools yang termasuk ke dalam kategoti durable goods. Perusahan tersebut mendistribusikan produk-produk ke beberapa daerah di Indonesia seperti Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. Produk yang dijual terbagi ke dalam beberapa merek yakni Tora, Muraku, Lowen, Bosun, Unique Star dan Linz. Salah satu merek yang dikelola yaitu Linz mengalami overstock. Permasalahan overstock yang ada menyebabkan tingginya biaya persediaan pada perusahaan.
Melalui tugas akhir ini dilakukan perancangan terintegrasi berupa kebijakan persediaan periodic review (R, s, S). Pada kebijakan ini terdapat parameter yang ditentukan seperti review interval (R), reorder point (s) dan maksimum persediaan (S). Penentuan tersebut didapat melalui perhitungan di mana (R) dengan menggunakan metode Hadley Within dan (s,S) dengan menggunakan metode Power Approximation. Melalui kedua perhitungan tersebut maka didapatkan parameter yang optimal yang menghasilkan biaya persediaan paling minimum.
Perhitungan yang dilakukan dalam kebijakan persediaan tersebut melibatkan 47 produk merek Linz. Hasil yang didapatkan berupa penurunan jumlah stok rata rata sebesar 990% dari keadaan saat ini. Penurunan tersebut berdampak terhadap penurunan biaya persediaan secara keseluruhan sebanyak Rp133.920.310 dari kondisi saat ini menjadi hanya Rp33.870.938. Meski jumlah persediaan menurun, tetapi service level yang didapat mendekati tingkat 100% sehingga dapat dikatakan permintaan dapat dipenuhi secara efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan persediaan usulan periodic review (R, s, S) dapat mengatasi kondisi overstock yang dialami PT Singa Mas Mandiri.