Perkembangan teknologi di era modern ini terus mengalami peningkatan termasuk didalamnya penggunaan smartphone dan internet. hal tersebut banyak dimanfaatkan oleh masyarakat provinsi Jawa Tengah. Industri perbankan di indonesia juga memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kinerja layanan mobile banking. Penggunaan layanan mobile banking pada tahun 2018 telah mengalahkan penggunaan layanan offline yang dimiliki perbankan di indonesia. Penggunaan internet dan smartphone di provinsi jawa tengah terus meningkat selama tiga tahun kebelakang. Namun data dari wearesocial mengenai aktivitas mobile di indonesia, pengguna mobile banking masih cenderung rendah dibandingkan dengan pengguna layanan digital perbelanjaan. Tujun penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat provinsi Jawa Tengah dalam adopsi penggunaan layanan mobile banking dengan menggunakan metode UTAUT yang di moderasi dengan variabel budaya berdasarkan teori Hofstede Culture Dimension. Sampel pada penelitian ini berjumlah 290 responden dengan kriteria sebagai pengguna mobile banking. Maka dari itu teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling, teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah PLS-SEM dengan menggunakan software WarpPLS 7.0. Hasil penelitian ini bahwa faktor-faktor yang paling mempengaruhi minat nasabah bank di jawa tengah dalam adopsi mobile banking secara berurutan adalah Performance Expentancy dan Facilitating Condition terhadap Behavioral Intention, Structural Assurance terhadap Initial Trust yang kemudian berpengaruh terhadap Behavioral Intention. Behavioral intention berpengaruh positif dan signifikan terhadap Usage Behavior. Kemudian variabel budaya Masculinity/Feminity memperkuat hubungan antara Behavioral Intention dan Usage Behavior.
Kata Kunci : Mobile banking, UTAUT Modifikasi, Dimensi Budaya Hofstede, PLS-SEM, WarpPLS 7.0