Permasalahan perusahaan pada fungsi Marketing and Account Team terjadi sejak Telkom terutama Unit Enterprise Government & Business (EGBIS) mulai implementasi International Financial Reporting Standards (IFRS). Implementasi standar Audit ini menuntut adanya perubahan habit dari Human Resource di Telkom dalam pengelolaan Corporate Customernya. Dokumen yang menjadi tolak ukur dalam melayani pelanggan itu tertuang didalam Kontrak Berlangganan dan Berita Acara Siap Operasi (BASO) dinilai banyak sekali yang salah oleh Auditor. Akibat dari permasalahan tersebut perusahaan bisa mendapatkan kerugian, dikarenakan setiap bulan terdapat 27% atau sekitar 332 transaksi pembayaran tidak menggunakan virtual account. Berdasarkan kondisi permasalahan tersebut dibutuhkan adanya perancangan Enterprise Architecture untuk dapat menyelaraskan penggunaan teknologi dengan proses bisnis pada perusahaan. Selain itu diharapakan mampu melibatkan teknologi sistem informasi untuk mengautomatisasi dan mendigitalkan kontrak berlangganan. Solusi yang diberikan untuk permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan telekomunikasi tepatnya PT Telkom Indonesia Regional VI Kalimantan ialah Perancangan Business Architecture pada fungsi Marketing and Account Team dengan menggunakan Quality Principle Clarity yang mempunyai lima atribut kualitas yaitu Comprehensibility, Layout Design, Complexity, Documentation dan Comunication. Solusi tersebut akan menghasilkan rancangan existing dan targeting pada Fungsi Marketing and Account Team pada PT. Telkom Indonesia Regional VI Kalimantan dan menghasilkan sebuah Blueprint.
Kata Kunci : Enterprise Architecture, Business Architecture, Quality Principle Clarity, Blueprint