Berdasarkan data Operation Support System (OSS) Operator X, Cijerah memiliki high resource block utilization (PRB 100%) yang ini linear dengan tingginya volume trafik didaerah tersebut. Hal ini berdampak pada buruknya nilai Throughput yang diterima pengguna. Data hasil drive test menunjukkan nilai Throughput sebesar < 10 Mbps sejumlah 82% pada sisi Downlink dan nilai Throughput sebesar < 10 Mbps sejumlah 80% pada sisi Uplink. Selain itu, didukung dengan data hasil spead test didapatkan nilai Throughput sebesar 7,57 Mbps pada sisi Downlink dan 1,66 Mbps pada sisi Uplink. Nilai tersebut termasuk dalam kategori low Throughput dan tidak memenuhi standar Operator X yaitu Throughput > 15 Mbps. Berdasarkan data dari pihak operator X diarea Cijerah belum diimplementasikan Carrier Aggregation sehingga butuh dilakukan perencanaan diarea tersebut.
Pada proyek akhir ini, dilakukan simulasi perencanaan Carrier Aggregation dengan membandingkan antara metode Intra-Band pada frekuensi 1800 MHz dengan Carrier Aggregation Deployment Scenario 1 (CADS 1) dan metode Inter-Band pada frekuensi 1800 MHz dan 2100 MHz dengan Carrier Aggregation Deployment Scenario 2 (CADS 2) menggunakan software Forsk Atoll 3.3.
Berdasarkan hasil perbandingan kedua metode tersebut, untuk CADS 1 memiliki persentase peningkatan yang lebih besar dari CADS 2 pada dua parameter uji yaitu RSRP dan SINR, dan untuk CADS 2 memiliki persentase peningkatan yang lebih besar dari CADS 1 pada parameter Throughput. Selisih persentasi peningkatan kedua metode tersebut menunjukkan untuk parameter RSRP didapatkan CADS 1 lebih besar 7,65% dari CADS 2, untuk parameter SINR didapatkan CADS 1 lebih besar 3,24% dari CADS 2, untuk parameter Throughput Downllink didapatkan CADS 2 lebih besar 24,23% dari CADS 1, untuk parameter Throughput Uplink didapatkan CADS 2 lebih besar 32,62% dari CADS 1. Hasil simulasi keempat parameter ini telah memenuhi standar KPI operator X, dan berdasarkan permasalahan Low Throughput jaringan LTE di daerah Cijerah Bandung, maka metode inter-band carrier aggregation (CADS 2) dapat dijadikan solusi dari masalah tersebut dan lebih baik untuk diterapkan.