Sistem hidroponik merupakan metode menanam tanaman tanpa menggunakan tanah, melainkan menggunakan air. Meskipun tanpa tanah, tanaman dapat tumbuh dengan baik karena nutrisi esensial yang diberikan melalui larutan nutrisi (AB Mix) tercukupi. Nutrisi pada sistem hidroponik perlu dipantau secara berkala agar tanaman dapat tumbuh secara maksimal dan tidak kekurangan ataupun kelebihan nutrisi. Pemantauan nutrisi hidroponik masih banyak dilakukan secara manual sehingga penggiat hidroponik harus sering memantau langsung ke kebun hidroponiknya. Maka, dibutuhkan sistem monitoring hidroponik yang dapat memantau kondisi nutrisi hidroponik dari jarak jauh secara real time.
Pada penelitian ini, dibuat sistem monitoring hidroponik berbasis Internet of Things (IoT) dengan menggunakan sensor Total Dissolved Solid (TDS) untuk mengetahui kadar nutrisi dalam air, sensor DHT11 untuk mengecek suhu dan kelembaban di sekitar sistem hidroponik, dan sensor ultrasonik untuk mengukur ketinggian air pada tandon. Data dari sensor akan dikirim menggunakan ESP32 Antares ke cloud database Antares dan ditampilkan ke aplikasi berbasis Android yang dibuat menggunakan MIT APP. Protokol yang digunakan dalam pengiriman data adalah protokol MQTT dengan menggunakan library MQTT Antares.
Hasil dari perancangan sistem monitoring hidroponik menggunakan Antares platform menunjukan data dapat terkirim ke database Antares dan dapat ditampilkan pada aplikasi android. Pembacaan kadar nutrisi oleh sensor TDS memiliki rata-rata error sebesar 0,58%, sementara pembacaan jarak pada sensor ultrasonik menunjukan hasil yang konstan tanpa ada kesalahan. Hasil pengujian Quality of Service (QoS) pada protokol MQTT didapatkan rata-rata delay sebesar 2,538 s (preferred menurut standar ITU-T G.1010) dan throughput sebesar 2117 bps. Dari hasil pengujian ini, dapat disimpulkan bahwa jarak mempengaruhi Quality of Service yaitu semakin jauh jarak perangkat ke access point maka semakin buruk nilai Quality of Service yang didapat.
Kata kunci: Hidroponik, IoT, Antares, MQTT