Hidup di lingkungan sosial bersinggungan dengan berbagai permasalahan antar individu didalamnya dan perundungan menjadi salah satunya. Fenomena perundungan ini semakin hari semakin mengkhawatirkan terlebih dengan efek yang ditimbulkan setelah aksi bully. Terlebih fenomena ini juga dapat terjadi pada siapapun, bahkan pada remaja yang dapat mempengaruhi perkembangan dalam proses pembentukan konsep diri. Selain itu adanya dampak yang dirasakan membuat korban sulit melakukan sesuatu dengan leluasa terutama bersosialisasi, dikarenakan komunikasi interpersonal yang terjalin tidak baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana komunikasi interpersonal tentang pembentukan konsep diri remaja pada korban perundungan. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologi dan paradigma konstruktivisme. Teori yang digunakan adalah komunikasi interpersonal yang berfokus pada efektifitas seperti keterbukaan (openness), empati (empathy), dukungan (supportiveness), rasa positif (positiveness), dan kesetaraan (equality) dan teori konsep diri, dengan wawancara sebagai teknik pengumpulan data, peneliti mendapatkan hasil bahwa komunikasi interpersonal antara remaja korban perundungan dengan individu terdekatnya menjadi salah satu faktor penentu dalam pembentukan konsep diri, namun komunikasi interpersonal tidak sepenuh berpengaruh besar karena masih terdapat faktor lain yang menentukan konsep diri. Konsep diri terbagi menjadi dua yaitu poisitif dan negatif, dengan sebagian besar konsep diri korban perundungan bersifat positif.
Kata kunci: perundungan, komunikasi interpersonal, remaja, konsep diri