Tanaman ulin merupakan salah satu jenis tanaman endemik Indonesia berasal dari Kalimantan. Pohon ulin banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan yang dalam prosesnya menimbulkan limbah serbuk penggergajian, serbuk kayu ulin ini belum banyak dimanfaatkan, sementara limbah serbuk kayu ulin ini dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alam yang kayu dan kulitnya bila direndam kedalam air dapat menghasilkan warna merah coklat. Selain identik dengan tanaman ulin, Kalimantan juga menghasilkan salah satu teknik perintang tekstil yaitu teknik Sasirangan. Sasirangan merupakan kain khas Kalimantan Selatan yang diproduksi oleh masyarakat banjar dalam skala industri rumah tangga. Hal ini yang menjadi dasar dari penelitian ini dalam memanfaatkan limbah serbuk kayu ulin sebagai pewarna alam dalam pembuatan motif kain dengan teknik Sasirangan pada produk fashion. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Direktur Jendral Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah yang mengungkapkan bahwa pelaku industri kreatif harus dapat mengolah produk dengan pewarna alami guna memajukan industri tekstil khususnya didalam sektor fashion. Tujuan dari penelitian ini untuk menghasilkan produk fashion dari pengaplikasian pewarna alam limbah serbuk kayu ulin dengan teknik Sasirangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui studi literatur, observasi lapangan, wawancara dan eksperimen. Pengaplikasian limbah serbuk kayu ulin sebagai pewarna alam dalam pembuatan kain Sasirangan menghasilkan produk fashion bergaya casual minimalis yang diperuntukan untuk penggunaan sehari-hari. Produk akhir dari penelitian ini berupa dress, outerwear, celana baggy, scarf dan bucket bag.