Telkom University sedang membangun gedung baru yang rencananya akan menjadi gedung perkuliahan baru dengan ketinggian 19 lantai yaitu Telkom University Landmark Tower (TULT). Sebagian besar mahasiswa Telkom University menggunakan alat komunikasi seluler sesuai kebutuhan. Analisis walk test dilakukan untuk mengklasifikasikan cakupan dalam penelitian ini dengan mengalisis parameter Reference signal received power (RSRP) dan Signal to interference noise ratio (SINR). Analisa walk test dilakukan dari lantai 1 dan lantai 19 yang memiliki perbedaan signifikan karena pengaruh ketinggian dimana itu sangat berpengaruh pada kualitas cakupan area layanan LTE indoor. Analisa walk test pada lantai 1 menyatakan nilai SINR yang terukur > 5 dB adalah 60% , lalu pada RSRP menyatakan nilai yang terukur > -100 dB adalah 86% dan hasil analisa walk test pada lantai 19 menyatakan nilai yang terukur > 5 dB adalah 11%, lalu pada RSRP menyatakan nilai yang terukur > -100 dB adalah 73%. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa lantai 19 perlu adanya peningkatan kinerja cakupan area layanan LTE indoor. Perancangan peningkatan kinerja cakupan area layanan LTE indoor di TULT lantai 19 dilakukan dengan perhitungan berdasarkan perhitungan link budget dengan model propagasi Cost-231 Multiwall, setelah didapatkan model perancangan dan jumlah antena kemudian dilakukan simulasi perancangan. Dari hasil simulasi dan analisis dengan jumlah antenna yang diperhitungkan yaitu sebanyak 1 buah dengan 3 skenario di Gedung TULT lantai 19 dan diperoleh scenario terbaik dengan hasil coverage area memiliki nilai rata-rata sebesar -42,63 dBm dan persentase RSRP > -100 dBm mencapai 94% sehingga telah memenuhi standar Key Perfomance Indikator (KPI) yaitu nilai RSRP > -100 dBm untuk 90% area.