Diharapkan dengan hadirnya teknologi seluler generasi kelima (5G) dapat
menjawab permasalahan dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna seluler saat ini.
5G dipercaya akan menjawab tantangan untuk menyediakan layanan yang memiliki
high quality, low latency dan bandwidth yang besar. Terdapat beberapa
permasalahan dalam penerapan millimeter wave (MmWave) yang mendukung
pernerapan teknologi seluler generasi kelima 5G. Spektrum frekuensi MmWave
yang tinggi (30-300 Ghz) membuat cakupan area sel MmWave jauh lebih kecil dan
rentan terhadap obstacle seperti gedung, manusia, rumah yang akan berdampak
pada pergerakan mobilitas pengguna, karena hal tersebut dilakukan integrasi antara
teknologi Long Term Evolution (LTE) dan MmWave.
Pengguna seluler yang bergerak dengan kecepatan yang yang bervariasi
membuat kemungkinan terjadinya congestion. Transmission Control Protocol
(TCP) sebagai protokol transfer performansinya akan terpengaruh oleh kecepatan
pengguna yang bervariasi ini dengan menimbulkan kemungkinan terjadinya
congestion. Tetapi TCP memiliki metode congestion control yang berguna untuk
mengatasi masalah congestion pada jaringan. Congestion control ini dapat
digunakan untuk memaksimalkan performansi TCP pada skenario yang masih
menggunakan core network dari EPC dengan pengguna yang memiliki kecepatan
yang bervariasi.
Pada penelitian ini TCP congestion control yang digunakan adalah TCP
Highspeed dan TCP Illinois. TCP congestion control tersebut dianalisis
performansinya pada jaringan 5G MmWave yang menggunakan core network EPC
dengan pengguna yang bergerak dengan kecepatan yang bervariasi melalui simulasi
pada Network Simulator-3. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada skenario 1
(5G-4G-5G) TCP Illinois lebih unggul 0,06 ms pada delay sedangkan TCP
Highspeed lebih unggul 0,12 Mbps pada throughput, pada skenario 2 (4G-5G-5G)
TCP Illinois lebih unggul 0,06 ms pada delay dan 0,32 Mbps pada throughput
daripada TCP Highspeed.
Kata kunci: Millimeter Wave, 5G, TCP, TCP Highspeed, TCP Illinois,
Network Simulator-3