Cuaca akan menjadi faktor terpenting dalam menentukan keberhasilan bertani. Sedangkan kondisi saat ini cuaca sering berubah sehingga dapat menyebabkan produksi tanaman berkurang. Sebagai contoh tanaman cabai. Produksi pertumbuhan tanaman cabai tidak berbanding lurus dengan proyeksi konsumsi masyarakat terhadap cabai. Salah satu yang menyebabkan penurunan produksi adalah faktor lingkungan suhu udara, kelembaban udara, dan intensitas cahaya. Menanggapi permasalahan tersebut, penelitian ini membuat sebuah sistem pertanian otomatis sebagai kendali faktor lingkungan. Fokus penelitian ini adalah mengetahui kondisi lingkungan pada greenhouse seperti suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, dan kelembaban tanah. Sistem kendali yang digunakan adalah sistem on dan off untuk pengendalian suhu udara dan intensitas cahaya. Sedangkan sistem pemantauan berbasis mikrokontroler dan Internet of Things. Melalui hasil pengamatan mulai dari 29 Desember 2020 sampai 5 Januari 2021 dengan akurasi rata-rata pengiriman data pada sistem sebesar 81%. Penggunaan kipas dan exhaust cukup efektif untuk melakukan pengendalian suhu udara dengan nilai suhu udara sebesar 250C. Nilai puncak kelembaban udara terjadi pada malam hari mencapai 99%. Intensitas cahaya mencapai nilai tertinggi pada pukul 12 WIB dengan nilai rata-rata tertinggi sebesar 47607 Lux. Jumlah konsumsi daya sistem mencapai 1442 Watt. Penurunan nilai kelembaban tanah dipengaruhi oleh suhu udara, kelembaban udara dan tidak disebabkan oleh intensitas cahaya.
Kata kunci: Pertanian cerdas, pemantauan, pengontrolan, mikrokontroler, greenhouse, Internet of Things