Pada tahun 2019 jumlah lansia di Indonesia mencapai 27,5 juta jiwa dan
akan terus meningkat setiap tahunnya. Lansia adalah fase menurunnya kemampuan
akal dan fisik, yang dapat menyebabkan masalah fisik. Salah satu masalah fisik
tersebut adalah jatuh. Jatuh pada lansia dapat menyebabkan cedera yang berakibat
nyeri, kecacatan, patah tulang, dan kematian dini. Salah satu solusi untuk
meminimalisir hal tersebut adalah kebutuhan alat pemantauan lansia dengan
pendeteksi jatuh agar lansia dapat pertolongan pertama dari pihak medis.
Dalam penelitian tugas akhir ini dibuat sebuah wearable device yang dapat
mendeteksi jatuh lansia dan memiliki fitur pendeteksian lokasi yang terintegrasi
dengan aplikasi Blynk. Alat ini menggunakan metode threshold sebagai pendeteksi
jatuh dan tidak jatuh dengan nilai threshold di setiap kegiatannya adalah aX <=
7,445, aZ <= 13,465, aZ >= 13,465. Fitur pendeteksian lokasi pada alat ini
menggunakan titik latitude dan titik longitude untuk mengetahui lokasi lansia
dengan tingkat error rata-rata 6,90 meter. Penulis berharap alat ini dapat memantau
dan memonitoring aktivitas lansia yang berkegiatan di luar ruangan, agar ketika
lansia tersebut jatuh ia mendapatkan pertolongan pertama dari pihak keluarga atau
medis secepatnya.