Infrastruktur pada rumah sakit pasti memiliki dampak terkait proses bisnis apabila terjadi gangguan pada infrastruktur. Permasalahan yang mungkin akan terjadi yaitu data hilang, server down, dan pemulihan aset TI yang tidak sesuai kebutuhan proses bisnis. Permasalahan tersebut dapat membuat proses bisnis pada rumah sakit akan terhenti dan tidak beroperasi untuk sementara waktu yang menimbulkan dampak negatif bagi rumah sakit maupun. RSUD Tarakan Jakarta belum memiliki waktu pemulihan aset. Peneliti memilih untuk menggunakan metode Business Impact Analysis (BIA) untuk dapat menentukan seberapa besar dampak yang dihasilkan pada suatu proses bisnis jika terjadi interupsi. Dalam melakukan BIA, penulis menggunakan dua data primer yaitu kemungkinan (likelihood) dan juga dampak yang nantinya akan menghasilkan skala risiko. Setelah penulis mendapatkan skala risiko, penulis melakukan analisa untuk mendapatkan waktu pemulihan aktivitas (RTO), waktu toleransi kehilangan data (RPO), dan juga waktu henti maksimum yang dapat ditoleransi (MTD). Hasil perancangan RTO menunjukan bahwa masih banyak proses bisnis yang belum memiliki nilai RTO yang sesuai dengan kebutuhan dikarenakan banyak nya aktifitas yang masih dilakukan secara manual dan tidak adanya sistem komputerisasi sehingga memakan waktu lama. Hasil perancangan RPO menunjukan bahwa masih banyak proses bisnis yang belum memiliki nilai RPO yang sesuai dengan kebutuhan dikarenakan banyak nya aktifitas yang masih dilakukan secara manual dan tidak adanya sistem komputerisasi sehingga memakan waktu lama.