Industri kreatif termasuk ke dalam bagian Ekonomi Kreatif. Di Indonesia, start-up sedang pesat perkembangannya, terutama di industri kreatif. Industri kreatif itu sendiri mencakup 16 subsektor. Namun, terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh start-up industri kreatif, diantaranya sulitnya mendapatkan akses pendanaan, salah satunya dari pinjaman bank. Salah satu alasan start-up industri kreatif sulit mendapatkan pendanaan diantaranya karena aset yang dimiliki bentuknya intangible. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui indikator yang dijadikan bahan pertimbangan bagi perbankan untuk start-up industri kreatif yang akan mengajukan pendanaan dari pihak perbankan. Variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah loan/credit/funding, organizational/institutional dan administrative.
Objek penelitian ini adalah pihak perbankan yang merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Penelitian ini merupakan studi eksploratif, dengan menggunakan metode kualitatif dan wawancara semi-terstruktur. Selain itu, metode triangulasi digunakan untuk mengurangi nilai subjektivitas atas hasil temuan yang ditemukan peneliti. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa beberapa indikator dari variabel loan/credit/funding, organizational/institutional dan administrative mempengaruhi keputusan akses pendanaan pada perbankan. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi start-up industri kreatif dalam melakukan pengajuan akses pendanaan kepada perbankan.