Pada tahun 2018-2019, perusahaan pada subsektor batu bara mengalami
penurunan harga batu bara acuan yang signifikan. Penurunan harga tersebut
disebabkan karena terjadinya kelebihan produksi dan tidak adanya peningkatan
permintaan. Selain itu terdapat faktor eksternal yang menyebabkan penurunan harga
batu bara yaitu pelambatan pertumbuhan perekonomian global, isu perang dagang
antara China dengan Amerika, pembatasan impor oleh China dimana Indonesia
merupakan pemasok terbesarnya dan adanya isu soal ramah lingkungan untuk
mengurangi emisi karbon negara Eropa. Adanya faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi penurunan rata-rata harga batu bara acuan menyebabkan
perusahaan pertambangan pada subsektor batu bara menjadi tertekan. Apabila
perusahaan tidak dapat bertahan dalam keadaan harga jual batu bara yang semakin
menurun, maka kemungkinan perusahaan mengalami financial distress.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio
likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, ukuran perusahaan, biaya agensi
manajerial, kepemilikan manajerial dan komite audit terhadap financial distress
perusahaan subsektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2019. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan
data time series. Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis survival dengan model regresi yang
digunakan yaitu model regresi Cox Proportional Hazard.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel rasio likuiditas, rasio
aktivitas, rasio leverage, ukuran perusahaan, biaya agensi manajerial, kepemilikan
manajerial dan komite audit tidak dapat memprediksi atau tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap kondisi financial distress di perusahaan subsektor batu bara
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019.