Dalam permasalahan sampah yang terjadi di Danau Toba, Parapat, biasanya disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dan juga tidak adanya kampanye dalam pengelolaan sampah sehingga masih banyak sampah yang berhamburan di pinggiran jalan dan juga tepi danau. Adanya kampanye agar masyarakat sadar akan pengelolaan sampah dan juga dapat mengedukasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan baik dan benar. Penulis melakukan observasi secara langsung maupun tidak langsung melalui media sosial untuk mencari data, wawancara dengan pihak terkait, untuk mengetahui solusi permasalahan, kuesioner agar mengetahui sasaran kampanye dan studi pustaka untuk mencari teori-teori perancangan. Dari data yang didapat oleh penulis, tidak adanya pengelolaan sampah organik dan anorganik, sehingga semua sampah berakhir menumpuk di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan melakukan pembakaran. Untuk mengurangi sampah yang begitu banyak dapat menambah kegiatan gotong royong yang melibatkan masyarakat seperti pengelolaan sampah menggunakan 3R yaitu Reuse, Reduce dan Recycle (Menggunakan Kembali, Mengurangi dan Daur Ulang) agar masyarakat juga mengerti cara untuk mengurangi sampah dengan baik, juga dapat meningkatkan pemisahan tempat sampah antara organik, anorganik, dan sampah B3 (berbahan kaca atau racun). Membuat kegiatan gotong royong tersebut agar meminim sampah agar tidak menumpuk langsung di TPA. Mengembangkan kegiatan gotong royong adalah salah satu caranya dan kampanye ini program jangka panjang.
Hasil analisis dilakukan dalam berupa sebuah perancangan konsep event untuk menyampaikan pesan ke target audiens seperti poster, beberapa media cetak dan juga media digital yang sering digunakan pada jaman modern sekarang seperti Instagram dan twitter.
Kata kunci: Kampanye, Edukasi, Pengelolaan Sampah, Lingkungan.