Museum merupakan sumber pembelajaran kedua selain sekolah. Keunggulan dari museum adalah pengunjung dapat melihat secara langsung bukti-bukti dari pembelajaran tersebut sehingga penerimaan informasi menjadi lebih maksimal. Namun, saat ini banyak museum di Indonesia yang penyampaian informasinya tidak maksimal. Fenomena ini terjadi akibat kondisi museum yang tidak bisa beradaptasi dengan zaman yang sudah modern ini, padahal penyampaian informasi sudah didominasi oleh teknologi. Selain itu, dampak dari penyampaian informasi yang kurang maksimal juga berasal dari elemen interior yang kaku karena museum merupakan cagar budaya kelas A yang perubahannya harus sekecil mungkin. Perancangan ini merupakan re-design Museum Geologi Bandung yang bertujuan untuk menciptakan sarana penyampaian informasi mengenai geologi dengan perancangan ruang yang sesuai dengan masa kini yaitu dengan menggunakan penyampaian informasi berbasis teknologi guna untuk memaksimalkan informasi yang ingin disampaikan museum. Metode pengumpulan data yang dilakukan antara lain wawancara, observasi, kuesioner, studi lapangan, dokumentasi, dan studi literatur. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan konsep perancangan museum geologi maupun museum lain dapat terwujud dengan penerapan elemen interior dan penyampaian informasi yang lebih baik. Sehingga, sarana edukasi dan hiburan yang maksimal dapat berguna untuk seluruh masyarakat, khususnya pelaku pendidikan dan pelajar. Hasil dari penelitian ini adalah Re-design Museum Geologi Bandung yang menerapkan pendekatan teknologi yang interaktif.