Pertanian jamur di jawa barat memiliki produksi terbesar dibandingkan
daerah lainnya yaitu tercatat 1.740.456 Kg menurut Badan Pusat Statistik. Salah
satunya pada kumbung jamur di desa Cijontang, kecamatan Sukasari, kabupaten
Sumedang yang mampu menghasilkan 40 Kg/bulan. Hingga saat ini, perawatan
jamur tiram masih dilakukan secara manual sehinga dinilai kurang efektif karena
membutuhkan waktu serta tenaga (fisik) yang cukup besar.
Tugas akhir ini memodelkan suatu sistem yang dapat memberikan
kelembaban yang stabil (80%RH) bagi jamur untuk tumbuh dan berkembang
dengan menggunakan kendali logika fuzzy, serta pemantauan dan pengendalian
berbasis IoT (Internet of Things). Perangkat diimplementasikan di kumbung
jamur Cijontang, kecamatan Sukasari, kabupaten Sumedang dengan
memanfaatkan 4 aktuator sprayer yang diletakkan disekitar media tanam (4 m
diatas permukaan tanah) dan 4 aktuator fan yang diletakkan pada tiap sisi
kumbung yang sejajar. Hal tersebut bertujuan dalam proses penyiraman dan
pengeringan. Selain itu, penelitian ini juga memodelkan sistem pengawasan dan
pengendalian dua mode (manual dan otomatis) melalui aplikasi pada smartphone.
Nilai PWM yang digunakan sistem adalah 0 – 256 dengan tegangan maksimal
12 V. Kondisi masukkan error dan delta error dapat mempengaruhi nilai PWM
yang dihasilkan. Semakin besar nilai PWM maka semakin besar tegangan yang
dihasilkan, begitu juga dengan debit air pada sprayer dan rpm pada fan. Pengujian
kondisi sistem aktif menghasilkan perubahan pengukuruan menuju set point
(80%RH) selama kurang lebih 12-16 menit. Sedangkan perubahan pengukuran
pada kondisi sistem non-aktif cenderung mengikuti perubahan cuaca di sekitar
kumbung jamur.
Kata Kunci: Kumbung Jamur, Logika Fuzzy, IoT.